MASALAH PEMBERIAN MINUM
Masalah
minum sering tejadi pada bayi baru lahir,biasanya maslah teknik pemberian
minum(paling sering pada pemberian Asi),bayi yang lahir dengan BB <2500 gram
atau umur 37 minggu.atau kadang pada byi yang sakit.
Masalah yang sering
ditemukan
1.
Bayi yang semula minum baik menjadi
tidak mau minum atau malas minum
2.
Bayi belum minum sejak lahir
3.
BB bayi tidak naik
4.
Bayi kecil
5.
Bayi kembar
6.
Ibu yang menderita
A. Bayi yang semula
minum baik menjadi tidak mau minum atau malas minum
1. Bayi bingung puting
Bingung puting (nipple confusion)
adalah suatu keadaan yang terjadi karena bayi mendapat susu formula dalam botol
berganti-ganti dengan menyusu pada ibu. Peristiwa ini terjadi karena mekanisme
menyusu pada puting ibu berbeda dengan mekanisme menyusu pada botol. Menyusu
pada ibu memerlukan kerja otot-otot pipi, gusi, langit-langit dan lidah.
Sebaliknya pada menyusu botol bayi secara pasif dapat memperoleh susu buatan.
Yang menentukan pada menyusu botol adalah faktor dari “si pemberi” antara lain
kemiringan botol atau tekanan gravitasi susu, besar lubang dan ketebalan karet
dot.
Tanda-tanda
bayi bingung puting :
a)
Bayi menghisap putting seperti menghisap dot
b)
Menghisap secara terputus-putus dan sebentar-sebentar
c)
Bayi menolak menyusu
Karena itu
untuk menghindari bayi bingung puting :
a)
Jangan mudah mengganti ASI dengan susu formula tanpa indikasi (medis) yang kuat
b)
Kalau terpaksa harus memberikan susu formula berikan sendok atau pipet dan
bahkan cangkir, jangan sekali-kali menggunakan botol dan dot atau bahkan member
kempeng (Suradi,2004).
Yang
dikaji
1. Bagimana
cara memberi minum dan berapa kali diberi minum
2. Tanyakan
BB bayi saat lahir dan setelah lahir
3. Amati
cara ibu memberi minum bayinya,bila tehnik masih salah lanjutkan dengan
manajemen umum.
Manajemen Umum.
1. Bila
bayi belum bisa minum tanpa disertai bauk,tersedak atau regurtasi sejak pertama
kali diberi minum sesudah lahir.
DIAGNOSA BANDING
Anamnesis
|
pemeriksaan
|
Kemungkinan
diagnosa
|
-malas
minum atau tidak mau minum
-bayi
tidak minum sebelumnya minum baik
-timbul
6jam atau lebih sesudah lahir
-riwayat
ibu dengan infeksi intra uteri,demam yang dicurigai sebagai infeksi
berat,atau ketuban pecah > 18 jam sebelum lahir.
|
-bayi
tampak sakit
-gangguan
napas(frekuensi napas < 60 x/m,tarikan dinding
dada,sianosis sentral,merintih saat ekspirasi)
-suhu
tubuh abnormal
-iritabel
-letargi
-kjang
atau tidak sdar
-muntah
-diare
|
-kemungkina
besar sepsis
|
Malas
atau tidak mau minum
-wakti
timbul sejak lahir.
|
-barat
lahir <2500 gr atau umur kehamlan< 37 minggu
|
-bayi
kecil
|
-ibu
tidak dapat menyusui
(misal
bayi tidak dapat menempel pada payudara,tampak mencari-cari putting tetapi
tidak mendapat ASI)
-timbul
pada hari ke-1 atau lebih.
|
-bayi
kelihatan bugar
|
-teknik
pemberian minum salah
|
-ibu
cemas dan kuatir tidak dapat menyusui
-timbul
pada hari ke-1 atua lebih
|
-kecemasan
pada ibu
|
|
-bayi
gumoh atau reguritasi atau tersedak dan batuk saat diberi minum.
Timbul
pada hari ke-1 atau lebih
|
-keluar
melalui celah bibir atau celah antara palatum dengan mulut dan hidung.
|
-celah
bibir atai langit-langit
|
-bayi
reguritasi sejak pertama kali minum
-
Timbul pada hari ke-1 atau lebih
-air
ketuban bercampur mekonium
|
-pipa
lambung dapat masuk
-bayi
kelihatan bugar
|
-iritasi
lambung
|
-bayi
batuk,tersekdak dan reguritasi sejak pertama kali diberi minum
-minum
dimuntahkan dan tidak dapat dcerna setiap kali minum.
-
Timbul pada hari ke-1 atau lebih
|
-pipa
lambung tidakdapat masuk
-keluar
air liur atau cairan dari mulut mesikpun bayi tidak habis minum.
|
-kelainan
bedah
|
b.
Bayi sejak lahir
Berikut adalah sejumlah hal yang membuat bayi menolak
menyusu:
·
Mulut
bayi tidak menempel dengan baik pada payudara / putting susu kurang masuk ke
mulutnya, sehingga ia tidak dapat menyusu secara optimal.
·
Ketika
bayi menderita pilek dan hidungnya tersumbat, maka akan membuatnya sulit
bernapas ketika menyusu.
·
Apabila
bayi merasakan sakit seperti sariawan, gusi merasa gatal karena gigi mau tumbuh
atau infeksi pada telinga, maka menyusu menjadi sesuatu yang tidak
menyenangkan.
·
(Bayi
sedang tumbuh gigi yang biasanya memang diiringi dengan rasa tidak nyaman.)
·
Perhatian
bayi Anda mudah teralihkan karena suara bising atau faktor-faktor lainnya
ketika ia sedang menyusu.
·
Ketika
Anda hanya menyusui pada jam-jam tertentu dan tidak menyesuaikan dengan
keinginan bayi, maka ia bisa merasa frustrasi dan malah menolak menyusu.
·
Aliran
ASI yang terlalu deras bisa membuat bayi tersedak. Jika terjadi secara
berulang, akibatnya bayi akan menolak menyusu.
Selain hal-hal di atas, ada pula beberapa penyebab lainnya
sehingga bayi menolak menyusu:
·
Jika
ada intoleransi atau alergi terhadap zat-zat gizi dalam ASI bayi tetap mau
disusui hanya gejala-gejala dari alergi akan membuat dia menolak disusui
seperti demam.
·
Bila
Anda menggunakan krim pada payudara, ada kemungkinan bayi tidak menyukainya.
·
Atau
ia tidak nyaman dengan parfum yang Anda kenakan.
·
Jika
Anda sedang gemar menyantap makanan pedas atau makanan dengan cita rasa yang
kuat, hal ini bisa akan mempengarui kepada rasa ASI yang dihasilkan, yang bisa
jadi tidak disukai bayi.
·
Bila
Anda mulai mengurangi pemberian ASI seiring dengan dimulainya pengenalan
makanan padat, ada kemungkinan bahwa siklus menstruasi Anda kembali datang.
Akibatnya, terjadi perubahan hormonal yang akan mengakibat jumlah atau kwantitas
ASI menurun.
·
Anda
mengalami pembengkakan pada payudara atau mastitis (infeksi pada kelenjar susu
di payudara) yang bisa mempengarui kepada rasa ASI.
·
Faktor-faktor
lain yang akan menimbulkan adanya perubahan dalam kuantitas maupun kwalitas
ASI, misalnya Anda kembali bekerja atau pindah rumah.
Apa yang dapat Ibu lakukan agar bayi mau kembali menyusu?
·
Carilah
ruangan yang sunyi dan tenang untuk menyusui sehingga bayi tidak terganggu
dengan berbagai macam suara.
·
Cobalah
susui bayi ketika ia mengantuk agar Anda lebih mudah mengendalikan situasi.
·
Pastikan
bayi dalam keadaan lapar ketika Anda menyusui.
·
Ibu
dalam posisi yang nyaman dan tenang. Jangan memberikan ASI sambil Anda
berjalan-jalan atau menggoyang-goyangkan tubuh. Bayi merasa Anda kurang tenang
yang mengakibatkan bayi merasa kurang nyaman. Cobalah juga menyusui dengan
beragam posisi yang berbeda seperti duduk, posisi tidur.
·
Habiskan
waktu lebih banyak untuk berinteraksi dengan bayi, seperti menggendong,
memeluk, membelai, mencium, dan mengajak berbicara. Hal ini agar bayi merasa
lebih nyaman dalam dekapan Anda sehingga mempermudah proses menyusui.
·
Kunjungi
dokter bila bayi Anda mengalami pilek, demam, sariawan atau infeksi telinga.
Bila
bayi menolak menyusu, sementara Anda tidak ingin ia kehilangan kesempatan untuk
memperoleh segala manfaat dari ASI, Anda bisa menyiasatinya dengan memberikan
ASI perah. Ada dua cara memerah ASI:
1. Memerah ASI dengan Tangan
Untuk memerah ASI dengan tangan, lembutkan payudara dengan
cara mengompresnya dengan handuk lembut yang telah diberi air hangat, atau Anda
bisa mandi air hangat lalu memijatnya dengan lembut. Setelah Anda membersihkan
tangan dan mensterilkan baskom atau wadah tempat menampung ASI, Anda dapat
memulai memerah:
·
Sangga
payudara dengan satu tangan, lalu pijat dari bagian atas payudara menuju ke
arah puting. Pijat payudara secara menyeluruh, termasuk bagian bawahnya.
·
Tekan
perlahan di bagian belakang areola (kulit berwarna gelap yang mengitari puting)
dengan ibu jari dan telunjuk.
·
Pencet
kedua jari bersamaan, lalu tekan ke arah ujung puting agar ASI keluar. Lakukan
secara hati-hati agar ASI yang keluar tidak muncrat ke segala arah.
2.Memerah ASI dengan Alat Bantu (pompa elektrik dan manual)
Ada dua jenis alat pompa ASI, yaitu manual dan elektrik.
Menggunakan pompa elektrik mempermudah dan mempercepat kegiatan memerah ASI.
Sementara jika menggunakan pompa manual, Anda masih harus mengoperasikan alat
pemompa dengan memencetnya. Apapun alat yang Anda gunakan, pastikan selalu
mencuci tangan dan peralatan yang digunakan agar tetap steril. Lembutkan
payudara dengan mengompresnya dengan air hangat, atau mandi air hangat sebelum
mulai memompa.
Untuk
cara penggunaannya, Anda tinggal meletakkan penyedot ASI hingga menutupi puting
dan areola, lalu biarkan alatnya bekerja. Alat pompa yang baik akan bekerja
seperti bayi menghisap ASI. Pastikan memilih penyedot ASI yang ukurannya
sesuai, dan meletakkannya dengan pas pada puting agar tidak sakit saat dipompa.
Waktu yang diperlukan tergantung dari alat yang digunakan, biasanya antara
15-45 menit.
C.
MANAJEMEN SPEIFIK
A.
KECEMASAN PADA IBU
1. Teknik
pemberian Asi yang tepat
·
Perhatikan catatan berat badan
sebelumnya,bila ada,dan timbanga bayi setiap hari,
·
Ajari ibu mengenai teknik menyusui.
2. Kemungkinan
berat badan tidak naik adekuat.
·
Perhatikan berat badan sebelumnya dan
timbang setipa hari
·
Kenaikan berat badan yang tidak baik
ditegakan bila kenaikan berat badan total < 60 gr selam 3 hari berturut2.
·
Cari kemungkinan penyebab BB tidak
naik,periksa:
ü Apakah
bayi telah diberi minum,terutama malam hari
ü Apakah
suhu lingkungan optimal.
ü Ada
tanda sepsis
ü Ada
trush dimulut,obati
·
Bila masalhkenaikan BB tidak adekuat
sudah ditegakan dan tidak ada penyebab yang pati,ajari ibuteknik menyusui yang
benar.dngan cara
ü
Menaikan frekuensi minum.
ü
Menambahakan lamanya bayi menempel pada
payudara
ü
Memastikan bahwa bayi dapat mengosongkan
payudara satu.y sebelum pindah.
ü
Berganti-ganti payudara setipa memulai
menyusui.
ü
Yakinkan ibu cukup minum,gizi cukup dan
sante saat menyusui
·
Bila setelah 3 hari rata-rata kenaikan
<20 grm/hari
ü
Nasihat ibu mengenai cara menyusui yang
benar
ü
Pulangkan kerumah bila tidak ada masalah
yang memperlukan perwatan
ü
Lakukan pemantauan BB 1 minggu
Masalah dalam pemberian ASI
1. Puting susu
nyeri
Umumnya ibu akan merasa nyeri pada
waktu awal menyusui. Perasaan sakit ini akan berkurang setelah ASI keluar. Bila
posisi mulut bayi dan puting susu ibu benar, perasaan nyeri akan hilang.
Cara menangani :
a)
Pastikan posisi ibu menyusui sudah benar.
b)
Mulailah menyusui pada puting susu yang tidak sakit guna membantu
mengurangi sakit pada puting susu yang sakit.
c)
Segera setelah minum, keluarkan sedikit ASI oleskan di puting susu dan biarkan
payudara terbuka untuk beberapa waktu sampai puting susu kering (Kristiyansari,
2009).
Hal-hal yang harus dilakukan untuk
mencegah rasa nyeri puting susu ketika menyusui :
a)
Santai ketika menyusui, harus santai dan tenang saat menyusui. Hal ini akan
membantu meningkatkan aliran air susu ibu. Meletakkan kain basah yang hangat
pada payudara atau mengambil shower hangat untuk mengguyur payudara setelah
menyusui (Proverawati, 2010).
b)
Jangan menarik isapan bayi sebelum bayi benar-benar selesai menetek, memastikan
bayi tidak lagi menetek sebelum melepaskan dari payudara. Untuk menghentikan
bayi dari anak susuan, melalui sudut mulut bayi memasukkan jari ke dalam
mulutnya. Ini akan melepaskan isapan bayi dari payudara dan dapat dengan mudah
mengangkat atau menarik bayi dari puting susu (Proverawati, 2010).
c)
Mencari posisi yang nyaman saat menyusui
Karena tidak nyaman saat menyusui
bisa membuat cemas, dan mengurangi atau menghentikan aliran susu. Belajar
posisi menyusui yang nyaman dan benar. Menggunakan salah satu jari dari posisi
tersebut setiap kali menyusui bayi. Jika bayi tidak dalam posisi yang tepat ia
mungkin memiliki masalah dalam penghisapan. Bayi mungkin tidak mendapatkan
cukup susu dan menyedit dengan keras. Hal ini dapat menyebabkan sakit atau
mengubah bentuk puting untuk beberapa menit (Proverawati,2010).
d) Memastikan
mulut bayi santai saat menyusui, jika bayi menyusu terlalu keras maka puting
menjadi sakit, anda perlu membuat santai mulut bayi. Untuk melakukan ini ibu
perlu memijat rahang bawah telinga bayi. Stroke adalah gerakan untuk
beristirahat dan melebarkan mulut bayi. Ibu dapat menarik perlahan-lahan bayi
ke bawah menggunakan jari. Hal ini memungkinkan istirahatnya lidah, gusi dan
puting susu. Tarik kepala bayi sehingga rahangnya ada di belakang puting susu,
dengan cara ini susu dapat terjepit dan tidak akan cukup susu mengalir keluar
(Proverawati,2010).
e)
Menggunakan perangkat untuk menyusui dengan benar, membaca petunjuk yang ada
pada saat menggunakan perangkat dan menjaga selalu tetap bersih. Jika ada alat
yang menyebabkan cedera pada payudara, maka penggunaannya harus dihentikan. Ibu
mungkin memerlukan bantuan untuk mempelajari bagaimana cara penggunaan alat.
Cedera ini meningkatkan risiko untuk kerusakan dan infeksi puting
(Proverawati,2010).
2.
Puting susu lecet
Puting susu terasa nyeri bila tidak
ditangani dengan benar akan menjadi lecet. Umumnya menyusui akan
menyakitkan kadang-kadang mengeluarkan darah. Puting susu lecet dapat
disebabkan oleh posisi menyusui yang salah, tapi dapat pula disebabkan oleh
trush (candidates) atau dermatitis.
Cara menangani :
a)
Cari penyebab puting lecet (posisi menyusui salah, candidates atau dermatitis)
b) Obati penyebab puting susu lecet
terutama perhatikan posisi menyusui
c) Kerjakan semua cara-cara
menangani susu nyeri diatas tadi
d) Ibu dapat terus
memberikan ASInya pada keadaan luka tidak begitu sakit
e) Olesi puting
susu dengan ASI akhir (hind milk), jangan sekali-kali memberikan obat lain,
sperti krim, salep, dan lain-lain
f) Puting susu yang
sakit dapat diistirahatkan untuk sementara waktu kurang lebih 1x24 jam, dan
biasanya akan sembuh sendiri dalam waktu sekitar 2x24 jam
g Selama puting susu diistirahatkan,
sebaiknya ASI tetap dikeluarkan dengan tangan, dan tidak dianjurkan dengan alat
pompa karena nyeri
h) Cuci payudara sehari
sekali saja dan tidak dibenarkan untuk menggunakan dengan sabun
i) Bila sangat menyakitkan,
berhenti menyusui pada payudara yang sakit untuk sementara untuk memberi
kesempatan lukanya menyembuh
j) Keluarkan ASI dari payudara
yang sakit dengan tangan (jangan dengan pompa ASI) untuk tetap mempertahankan
kelancaran pembentukan ASI
k)Berikan ASI perah dengan sendok
atau gelas jangan menggunakan dot
l) Setelah terasa
membaik, mulai menyusui kembali mula-mula dengan waktu yang lebih singkatm) Bila
lecet tidak sembuh dalam 1 minggu rujuk ke puskesmas (Suradi,2004).
3. Payudara bengkak
Pada hari-hari pertama (sekitar 2-4
jam), payudara sering terasa penuh dan nyeri disebabkan bertambahnya aliran
darah ke payudara bersamaan dengan ASI mulai diproduksi dalam jumlah banyak.
Penyebab bengkak :
a)
Posisi mulut bayi dan puting susu ibu salah
b)
Produksi ASI berlebihan
c)
Terlambat menyusui
d)
Pengeluaran ASI yang jarang
e)
Waktu menyusui yang terbatas
Ø Perbedaan payudara penuh dengan
payudara bengkak adalah:
a.
Payudara penuh : rasa berat pada payudara, panas dan keras. Bila
diperiksa ASI keluar dan tidak demam
b.
Payudara bengkak : payudara oedema, sakit, puting susu kencang, kulit mengkilat
walau tidak merah, dan bila diperiksa/diisap ASI tidak keluar. Badan biasa
demam setelah 24 jam Untuk
mencegah maka diperlukan : menyusui dini, perlekatan yang baik, menyusui “on
demand”. Bayi harus lebih sering disusui. Apabila terlalu tegang atau
bayi tidak dapat menyusu sebaiknya ASI dikeluarkan terlebih dahulu, agar
ketegangan menurun.
Untuk merangsang refleks oksitosin
maka dilakukan:
a.Kompres panas untuk mengurangi
rasa sakit
b. Ibu harus rileks
c. Pijat leher dan punggung belakang
(sejajar daerah payudara)
d Pijat ringan pada payudara yang
bengkak (pijat pelan-pelan kearah tengah)
eStimulasi payudara dan puting
f. Kompres dingin pasca
menyusui, untuk mengurangi oedema
g. Memakai BH yang sesuai
h.Bila terlalu sakit dapat diberikan
obat analgetik
Cara mengatasinya :
a) Susui bayinya semau dia
sesering mungkin tanpa jadwal dan tanpa batas waktu
b) Bila bayi sukar
menghisap, keluarkan ASI dengan bantuan tangan atau pompa ASI yang efektif
c) Sebelum menyusui untuk
merangsang refleks oksitosin dapat dilakukan : kompres hangat untuk mengurangi
rasa sakit, massage payudara, massage leher dan punggung
d) Setelah menyusui, kompres air
dingin untuk mengurangi oedema (Suradi,2004).
b. Ibu
yang bekerja
Seringkali alasan pekerjaan membuat
seorang ibu berhenti menyusui. Sebenarnya ada beberapa cara yang dapat
dianjurkan pada ibu menyusui yang bekerja :
a) Susuilah bayi sebelum ibu
bekerja
b) ASI dikeluarkan untuk
persediaan di rumah sebelum berangkat bekerja
c) Pengosongan payudara di tempat
kerja setiap 3-4 jam
d) ASI dapat disimpan di lemari
pendingin dan dapat diberikan pada bayi saat ibu bekerja dengan cangkir
e) Pada saat ibu di rumah
sesering mungkin bayi disusui dang anti jadwal menyusuinya sehingga
banyak menyusui di malam hari
f) Ketrampilan mengelurakan ASI dan
merubah jadwal menyusui sebaiknya telah mulai dipraktekkan sejak satu bulan
sebelum kembali bekerja
g) Minum dan makan makanan yang
bergizi dan cukup selama bekerja dan selama menyusui bayinya (Suradi,2004).
D. MEMBERI MINUM
BAYI KECIL(BBLR)
Bayi
kecil, prematur atau dengan berat badan lahir rendah (BBLR) mempunyai masalah
menyusui karena refleks menghisapnya masih relatif lemah. Oleh karenanya bayi
kecil justru harus cepat dan lebih sering dilatih menyusu. Berikan sesering mungkin
walaupun waktu menyusunya pendek-pendek. Untuk merangsang menghisap sentuhlah
langit-langit bayi dengan ibu jari yang bersih. Bila bayi dirawat di RS, harus
sering dijenguk, dilihat, disentuh dengan kasih sayang dan bila mungkin disusui
langsung. Bila belum biasa kemudian diberikan dengan sendok atau cangkir
ü Jelaskan
pada ibu bahwa ASI dalah minuman paling baik dan sangat penting bagi bayi
kecil.
ü Berikan
konseling pada ibu bahwa bayi kecil mungkin tidak dapat minum denganbaik pada
hari-hari pertama.keadaan bayi normal:
Ø
Mudah capai dan refleks mengisap msih
lemah untuk pertama kali
Ø
Mengisap dengan singkat kemudian
berhenti
Ø
Mudah tertidur saat sedang minum.
Ø
Ada waktu jeda yag cukup panjang antara
isapan
Ø
Ingin minum lebih seting dibandingkan
bayi yang lebih besar.
ü Yakinkan
ibu bahwa proses menyusui akan lebih mudah bila bayi sudah lebih besar.
ü Hendaknya
ibu mengikuti prinsip-prinsip umum menyusui
Ø
Pastikan bayi menyusu minimal 8 kali
dalam 24 jam(siang dan malam)sampai mencapai berta 2500 gr.
Ø
Selalu menyusui bayinya sebelum memeras
Asi,bila perlu ibu dapat memeras sedikit Asi sebelum menempelkan bayi pada
payudara untuk meningkatkan aliran Asi.
Ø
Biarkan bayi menyusu untuk waktu yang
lama.
ü Bila
bayi tidak dapat mengisap dengan baik untuk menerima cukup asi,anjurkan ibu
untuk memberi Asi peras.
E.
MEMBERI MINUM BAYI KEMBAR.
Ibu
perlu diyakinkan bahwa alam sudah menyiapkan air susu bagi semua makhluk
menyusui termasuk manusia, sesuai kebutuhan pola pertumbuhan masing-masing.
Oleh karena itu semua ibu tanpa kecuali sebenarnya sanggup menyusui bayi
kembarnya. Mula-mula ibu dapat menyusui demi seorang, tetapi sebenarnya ibu
dapat menyusui sekaligus berdua. Salah satu posisi yang mudah untuk menyusui
adalah dengan posisi memegang bola (football position). Jika ibu
menyusui bersama-sama, bayi haruslah menyusu pada payudara secara bergantian,
jangan hanya menetap pada satu payudara saja. Alasannya ialah, kecuali memberi
variasi kepada bayi (dia juga tidak hanya menatap satu sisi terus, agar tidak
juling), juga kemampuan menyusu masing-masing bayi mungkin berbeda, sehingga
memberikan kesempatan pada perangsangan puting untuk terjadi seoptimal mungkin.
Walaupun football position merupakan cara yang baik. Ibu sebaiknya mencoba
posisi lainnya secara berganti-ganti. Yang penting susuilah bayi lebih sering,
dengan waktu penyusuan yang diinginkan masing-masing bayi, umumnya lebih dari
20 menit. Bila ada yang harus dirawat di RS, susui bayi di rumah, dan peraslah
ASI dari payudara lainnya untuk bayi yang dirawat itu. Ibu juga sebaiknya
mempunyai pembantu, karena ibu perlu istirahat agar tidak terlalu kelelahan
(Suradi, 2004).
·
Yakinkan kemblai ibu bahwa Asinya cukup
untuk kedua bayinya.
·
Bila bayinya kecil,jelaskan kepada ibu
bahwa akan memerlukan waktu cukup lama untul dapat menyusui denagna mantap.
·
Hendaknya ibu mengikuti prinsip umum
menyusui,sebagai tambahan,ibu harus:
1.
Mulai menyusui salah satu bayinya samapi
ibu dapat menyusui kedua bayinya dengan baik.
2.
Yakin bahwa bayi yang lebih lemah
mendapatkan asi yang cukup.
3.
Bila perlu beri asi peras.
F.
Bayi
Sumbing
Pendapat bahwa bayi sumbing tidak
dapat menyusu adalah tidak benar. Bila sumbing pallatum molle (langit-langit
lunak) ataupun bila termasuk pallatum durum (langit-langit keras), bayi
dengan posisi tertentu masih dapat menyusu tanpa kesulitan. Ibu harus tetap
mencoba menyusui bayinya, karena bayi masih bisa manyusu dengan kelainan
seperti ini. Keuntungan khusus untuk keadaan ini adalah bahwa menyusu justru
dapat melatih kekuatan otot rahang dan lidah, sehingga memperbaiki perkembangan
bicara anak.
Cara menyusui yang dianjurkan :
1) Posisi bayi duduk
2) Puting dan areola
dipegang selagi menyusui, hal ini sangat membantu bayi untuk mendapatkan cukup
ASI
3) Ibu jari ibu dapat
dipakai sebagai penyumbat celah pada bibir bayi.
4) Bila bayi mempunyai
sumbing pada bibir dan langit-langit (labiopalatokizis),ASI dikeluarkan
dengan cara manual ataupun pompa, kemudian diberikan dengan sendok/pipet, atau
botol dengan dot yang panjang sehingga ASI dapat masuk dengan sempurna. Dengan
cara ini bayi akan belajar menghisap dan menelan ASI, menyesuaikan dengan irama
pernafasannya (Suradi,2004).
G.
Bayi
dengan lidah pendek
Keadaan seperti ini jarang terjadi,
yaitu bayi mempunyai lingual frenulum (jaringan ikat penghubung lidah
dan dasar mulut) yang pendek dan tebal serta kaku dan elastik, sehingga
membatasi gerak lidah dan bayi tidak dapat menjulurkan lidahnya untuk
“mengurut” puting dengan optimal. Bayi pada kondisi seperti ini akan sukar dapat
melaksanakan laktasi dengan sempurna, karena lidah tak sanggup “memegang”
puting dan areola dengan baik. Ibu dapat membantu dengan menahan kedua bibir
bayi segera setelah bayi dapat “menangkap” puting dan areola dengan benar.
Pertahankan kedudukan kedua bibir bayi agar posisi tidak berubah-ubah (Suradi,
2004).
H.
Bayi yang
memerlukan perawatan
Bila bayi sakit dan memerlukan
perawatan padahal bayi masih menyusu pada ibu, sebaiknya bila ada fasilitas,
ibu ikut dirawat agar pemberian ASI tetap dapat dilanjutkan. Seandainya hal ini
tidak memungkinkan maka ibu dianjurkan memerah ASI setiap 3 jam dan disimpan di
dalam lemari es untuk kemudian sehari sekali diantar ke rumah sakit di dalam
termos es. Perlu diberikan tanda pada botol penampung ASI, jam berapa ASI diperah
agar yang lebih dahulu diperah dapat diberikan terlebih dahulu (Suradi,2004).
I.
IBU YANG
MENDERITA
1) Ibu
yang menderita hepatitis (HBsAg + atau HIV/AIDS)
Untuk kedua penyakit ini ditemukan
berbagai pendapat. Yang pertama bahwa ibu yang menderita hepatitis atau AIDS
tidak diperkenankan menyusui bayinya, karena dapat menularkan virus kepada
bayinya melalui ASI. Namun demikian pada kondisi negara-negara berkembang,
dimana kondisi ekonomi masyarakat dan lingkungan yang buruk, keadaan pemberian
makanan pengganti ASI justru lebih membahayakan kesehatan dan kehidupan bayi.
Karenanya WHO tetap menganjurkan bagi kondisi masyarakat yang mungkin
tidak akan sanggup memberikan PASI yang adekuat dalam jumlah dan kualitasnya,
maka menyusui adalah jauh lebih dianjurkan daripada dibuang (Suradi,2004).
2) Ibu
dengan TBC Paru
Kuman
TBC tidak melalui ASI sehingga bayi boleh nenyusu. Ibu perlu diobati secara
adekuat dan diajarkan pencegahan penularan pada bayi dengan menggunakan masker.
Bayi tidak langsung diberi BCG oleh karena efek proteksinya tidak langsung
terbentuk. Walaupun sebagian obat anti TBC melalui ASI, bayi tetap diberi INH
dengan dosis penuh sebagai profilaksis. Setelah 3 bulan pengobatan secara
adekuat biasanya ibu sudah tidak menularkan lagi dan setelah itu pada bayi
dilakukan uji mantoux. Bila hasilnya negative terapi INH dihentikan dan bayi
diberi vaksinasi BCG (Suradi,2004).
3) Ibu
dengan diabetes
Bayi dan ibu dengan diabetes
sebaiknya diberikan ASI, namun perlu dimonitor kadar gula darahnya
(Kristiyansari,2009).
c.
Ibu yang memerlukan pengobatan
Seringkali ibu menghentikan penyusuan bila meminum
obat-obatan karena takut obat tersebut dapat mengganggu bayi. Kadar obat dalam
ASI tergantung dari masa paruh obat dan rasio obat dalam plasma dan ASI.
Padahal kebanyakan obat hanya sebagian kecil yang dapat melalui ASI dan jarang
berakibat kepada bayi, sehingga tidak dapat mengobati bayi dengan menyuruh ibu
memakan obat tersebut. Memang ada beberapa obat yang sebaiknya jangan diberikan
kepada ibu yang menyusui dan sebaiknya bila ibu memerlukan obat, pilihlah obat
yang mempunyai masa paruh obat pendek dan yang mempunyai rasio ASI plasma kecil
atau dicari obat alternatif yang tidak berakibat pada bayi. Disamping itu
dianjurkan juga kepada ibu, bila perlu memerlukan obat maka sebaiknya diminum
segera setelah menyusui (Suradi,2004).