Selasa, 21 Mei 2013

masalah pemberian minum


MASALAH PEMBERIAN MINUM

Masalah minum sering tejadi pada bayi baru lahir,biasanya maslah teknik pemberian minum(paling sering pada pemberian Asi),bayi yang lahir dengan BB <2500 gram atau umur 37 minggu.atau kadang pada byi yang sakit.
Masalah yang sering ditemukan
1.     Bayi yang semula minum baik menjadi tidak mau minum atau malas minum
2.     Bayi belum minum sejak lahir
3.     BB bayi tidak naik
4.     Bayi kecil
5.     Bayi kembar
6.     Ibu yang menderita

A.  Bayi yang semula minum baik menjadi tidak mau minum atau malas minum

1.     Bayi bingung puting
Bingung puting (nipple confusion) adalah suatu keadaan yang terjadi karena bayi mendapat susu formula dalam botol berganti-ganti dengan menyusu pada ibu. Peristiwa ini terjadi karena mekanisme menyusu pada puting ibu berbeda dengan mekanisme menyusu pada botol. Menyusu pada ibu memerlukan kerja otot-otot pipi, gusi, langit-langit dan lidah. Sebaliknya pada menyusu botol bayi secara pasif dapat memperoleh susu buatan. Yang menentukan pada menyusu botol adalah faktor dari “si pemberi” antara lain kemiringan botol atau tekanan gravitasi susu, besar lubang dan ketebalan karet dot.
Tanda-tanda bayi bingung puting :
a)   Bayi menghisap putting seperti menghisap dot
b)   Menghisap secara terputus-putus dan sebentar-sebentar
c)   Bayi menolak menyusu
Karena itu untuk menghindari bayi bingung puting :
a)      Jangan mudah mengganti ASI dengan susu formula tanpa indikasi (medis) yang kuat
b)      Kalau terpaksa harus memberikan susu formula berikan sendok atau pipet dan bahkan cangkir, jangan sekali-kali menggunakan botol dan dot atau bahkan member kempeng (Suradi,2004).


Yang dikaji
1.     Bagimana cara memberi minum dan berapa kali diberi minum
2.     Tanyakan BB bayi saat lahir dan setelah lahir
3.     Amati cara ibu memberi minum bayinya,bila tehnik masih salah lanjutkan dengan manajemen umum.
Manajemen Umum.
1.     Bila bayi belum bisa minum tanpa disertai bauk,tersedak atau regurtasi sejak pertama kali diberi minum sesudah lahir.



DIAGNOSA BANDING
Anamnesis
pemeriksaan
Kemungkinan diagnosa
-malas minum atau tidak mau minum
-bayi tidak minum sebelumnya minum baik
-timbul 6jam atau lebih sesudah lahir
-riwayat ibu dengan infeksi intra uteri,demam yang dicurigai sebagai infeksi berat,atau ketuban pecah > 18 jam sebelum lahir.
-bayi tampak sakit
-gangguan napas(frekuensi napas < 60 x/m,tarikan dinding dada,sianosis sentral,merintih saat ekspirasi)
-suhu tubuh abnormal
-iritabel
-letargi
-kjang atau tidak sdar
-muntah
-diare
-kemungkina besar sepsis
Malas atau tidak mau minum
-wakti timbul sejak lahir.
-barat lahir <2500 gr atau umur kehamlan< 37 minggu
-bayi kecil
-ibu tidak dapat menyusui
(misal bayi tidak dapat menempel pada payudara,tampak mencari-cari putting tetapi tidak mendapat ASI)
-timbul pada hari ke-1 atau lebih.
-bayi kelihatan bugar
-teknik pemberian minum salah
-ibu cemas dan kuatir tidak dapat menyusui
-timbul pada hari ke-1 atua lebih

-kecemasan pada ibu
-bayi gumoh atau reguritasi atau tersedak dan batuk saat diberi minum.
Timbul pada hari ke-1 atau lebih
-keluar melalui celah bibir atau celah antara palatum dengan mulut dan hidung.
-celah bibir atai langit-langit
-bayi reguritasi sejak pertama kali minum
- Timbul pada hari ke-1 atau lebih
-air ketuban bercampur mekonium
-pipa lambung dapat masuk
-bayi kelihatan bugar
-iritasi lambung
-bayi batuk,tersekdak dan reguritasi sejak pertama kali diberi minum
-minum dimuntahkan dan tidak dapat dcerna setiap kali minum.
- Timbul pada hari ke-1 atau lebih
-pipa lambung tidakdapat masuk
-keluar air liur atau cairan dari mulut mesikpun bayi tidak habis minum.
-kelainan bedah



b.    Bayi sejak lahir
Berikut adalah sejumlah hal yang membuat bayi menolak menyusu:
·         Mulut bayi tidak menempel dengan baik pada payudara / putting susu kurang masuk ke mulutnya, sehingga ia tidak dapat menyusu secara optimal.
·         Ketika bayi menderita pilek dan hidungnya tersumbat, maka akan membuatnya sulit bernapas ketika menyusu.
·         Apabila bayi merasakan sakit seperti sariawan, gusi merasa gatal karena gigi mau tumbuh atau infeksi pada telinga, maka menyusu menjadi sesuatu yang tidak menyenangkan.
·         (Bayi sedang tumbuh gigi yang biasanya memang diiringi dengan rasa tidak nyaman.)
·         Perhatian bayi Anda mudah teralihkan karena suara bising atau faktor-faktor lainnya ketika ia sedang menyusu.
·         Ketika Anda hanya menyusui pada jam-jam tertentu dan tidak menyesuaikan dengan keinginan bayi, maka ia bisa merasa frustrasi dan malah menolak menyusu.
·         Aliran ASI yang terlalu deras bisa membuat bayi tersedak. Jika terjadi secara berulang, akibatnya bayi akan menolak menyusu.

Selain hal-hal di atas, ada pula beberapa penyebab lainnya sehingga bayi menolak menyusu:
·         Jika ada intoleransi atau alergi terhadap zat-zat gizi dalam ASI bayi tetap mau disusui hanya gejala-gejala dari alergi akan membuat dia menolak disusui seperti demam.
·         Bila Anda menggunakan krim pada payudara, ada kemungkinan bayi tidak menyukainya.
·         Atau ia tidak nyaman dengan parfum yang Anda kenakan.
·         Jika Anda sedang gemar menyantap makanan pedas atau makanan dengan cita rasa yang kuat, hal ini bisa akan mempengarui kepada rasa ASI yang dihasilkan, yang bisa jadi tidak disukai bayi.
·         Bila Anda mulai mengurangi pemberian ASI seiring dengan dimulainya pengenalan makanan padat, ada kemungkinan bahwa siklus menstruasi Anda kembali datang. Akibatnya, terjadi perubahan hormonal yang akan mengakibat jumlah atau kwantitas ASI menurun.
·         Anda mengalami pembengkakan pada payudara atau mastitis (infeksi pada kelenjar susu di payudara) yang bisa mempengarui kepada rasa ASI.
·         Faktor-faktor lain yang akan menimbulkan adanya perubahan dalam kuantitas maupun kwalitas ASI, misalnya Anda kembali bekerja atau pindah rumah.

Apa yang dapat Ibu lakukan agar bayi mau kembali menyusu?
·         Carilah ruangan yang sunyi dan tenang untuk menyusui sehingga bayi tidak terganggu dengan berbagai macam suara.
·         Cobalah susui bayi ketika ia mengantuk agar Anda lebih mudah mengendalikan situasi.
·         Pastikan bayi dalam keadaan lapar ketika Anda menyusui.
·         Ibu dalam posisi yang nyaman dan tenang. Jangan memberikan ASI sambil Anda berjalan-jalan atau menggoyang-goyangkan tubuh. Bayi merasa Anda kurang tenang yang mengakibatkan bayi merasa kurang nyaman. Cobalah juga menyusui dengan beragam posisi yang berbeda seperti duduk, posisi tidur.
·         Habiskan waktu lebih banyak untuk berinteraksi dengan bayi, seperti menggendong, memeluk, membelai, mencium, dan mengajak berbicara. Hal ini agar bayi merasa lebih nyaman dalam dekapan Anda sehingga mempermudah proses menyusui.
·         Kunjungi dokter bila bayi Anda mengalami pilek, demam, sariawan atau infeksi telinga.
Bila bayi menolak menyusu, sementara Anda tidak ingin ia kehilangan kesempatan untuk memperoleh segala manfaat dari ASI, Anda bisa menyiasatinya dengan memberikan ASI perah. Ada dua cara memerah ASI:
1. Memerah ASI dengan Tangan
Untuk memerah ASI dengan tangan, lembutkan payudara dengan cara mengompresnya dengan handuk lembut yang telah diberi air hangat, atau Anda bisa mandi air hangat lalu memijatnya dengan lembut. Setelah Anda membersihkan tangan dan mensterilkan baskom atau wadah tempat menampung ASI, Anda dapat memulai memerah:
·         Sangga payudara dengan satu tangan, lalu pijat dari bagian atas payudara menuju ke arah puting. Pijat payudara secara menyeluruh, termasuk bagian bawahnya.
·         Tekan perlahan di bagian belakang areola (kulit berwarna gelap yang mengitari puting) dengan ibu jari dan telunjuk.
·         Pencet kedua jari bersamaan, lalu tekan ke arah ujung puting agar ASI keluar. Lakukan secara hati-hati agar ASI yang keluar tidak muncrat ke segala arah.
2.Memerah ASI dengan Alat Bantu (pompa elektrik dan manual)
Ada dua jenis alat pompa ASI, yaitu manual dan elektrik. Menggunakan pompa elektrik mempermudah dan mempercepat kegiatan memerah ASI. Sementara jika menggunakan pompa manual, Anda masih harus mengoperasikan alat pemompa dengan memencetnya. Apapun alat yang Anda gunakan, pastikan selalu mencuci tangan dan peralatan yang digunakan agar tetap steril. Lembutkan payudara dengan mengompresnya dengan air hangat, atau mandi air hangat sebelum mulai memompa.
Untuk cara penggunaannya, Anda tinggal meletakkan penyedot ASI hingga menutupi puting dan areola, lalu biarkan alatnya bekerja. Alat pompa yang baik akan bekerja seperti bayi menghisap ASI. Pastikan memilih penyedot ASI yang ukurannya sesuai, dan meletakkannya dengan pas pada puting agar tidak sakit saat dipompa. Waktu yang diperlukan tergantung dari alat yang digunakan, biasanya antara 15-45 menit.
C.  MANAJEMEN SPEIFIK

A.   KECEMASAN PADA IBU
1.     Teknik pemberian Asi yang tepat
·        Perhatikan catatan berat badan sebelumnya,bila ada,dan timbanga bayi setiap hari,
·        Ajari ibu mengenai teknik menyusui.
2.     Kemungkinan berat badan tidak naik adekuat.
·        Perhatikan berat badan sebelumnya dan timbang setipa hari
·        Kenaikan berat badan yang tidak baik ditegakan bila kenaikan berat badan total < 60 gr selam 3 hari berturut2.
·        Cari kemungkinan penyebab BB tidak naik,periksa:
ü Apakah bayi telah diberi minum,terutama malam hari
ü Apakah suhu lingkungan optimal.
ü Ada tanda sepsis
ü Ada trush dimulut,obati
·        Bila masalhkenaikan BB tidak adekuat sudah ditegakan dan tidak ada penyebab yang pati,ajari ibuteknik menyusui yang benar.dngan cara
ü Menaikan frekuensi minum.
ü Menambahakan lamanya bayi menempel pada payudara
ü Memastikan bahwa bayi dapat mengosongkan payudara satu.y sebelum pindah.
ü Berganti-ganti payudara setipa memulai menyusui.
ü Yakinkan ibu cukup minum,gizi cukup dan sante saat menyusui
·        Bila setelah 3 hari rata-rata kenaikan <20 grm/hari
ü Nasihat ibu mengenai cara menyusui yang benar
ü Pulangkan kerumah bila tidak ada masalah yang memperlukan perwatan
ü Lakukan pemantauan BB 1 minggu

 Masalah dalam pemberian ASI
      1. Puting susu nyeri
Umumnya ibu akan merasa nyeri pada waktu awal menyusui. Perasaan sakit ini akan berkurang setelah ASI keluar. Bila posisi mulut bayi dan puting susu ibu benar, perasaan nyeri akan hilang.
Cara menangani :
a)      Pastikan posisi ibu menyusui sudah benar.
b)      Mulailah menyusui pada puting susu yang tidak sakit  guna membantu mengurangi sakit pada puting susu yang sakit.
c)      Segera setelah minum, keluarkan sedikit ASI oleskan di puting susu dan biarkan payudara terbuka untuk beberapa waktu sampai puting susu kering (Kristiyansari, 2009).

Hal-hal yang harus dilakukan untuk mencegah rasa nyeri puting susu ketika menyusui :
a)      Santai ketika menyusui, harus santai dan tenang saat menyusui. Hal ini akan membantu meningkatkan aliran air susu ibu. Meletakkan kain basah yang hangat pada payudara atau mengambil shower hangat untuk mengguyur payudara setelah menyusui (Proverawati, 2010).
b)      Jangan menarik isapan bayi sebelum bayi benar-benar selesai menetek, memastikan bayi tidak lagi menetek sebelum melepaskan dari payudara. Untuk menghentikan bayi dari anak susuan, melalui sudut mulut bayi memasukkan jari ke dalam mulutnya. Ini akan melepaskan isapan bayi dari payudara dan dapat dengan mudah mengangkat atau menarik bayi dari puting susu (Proverawati, 2010).
c)      Mencari posisi yang nyaman saat menyusui
Karena tidak nyaman saat menyusui bisa membuat cemas, dan mengurangi atau menghentikan aliran susu. Belajar posisi menyusui yang nyaman dan benar. Menggunakan salah satu jari dari posisi tersebut setiap kali menyusui bayi. Jika bayi tidak dalam posisi yang tepat ia mungkin memiliki masalah dalam penghisapan. Bayi mungkin tidak mendapatkan cukup susu dan menyedit dengan keras. Hal ini dapat menyebabkan sakit atau mengubah bentuk puting untuk beberapa menit (Proverawati,2010).
d)     Memastikan mulut bayi santai saat menyusui, jika bayi menyusu terlalu keras maka puting menjadi sakit, anda perlu membuat santai mulut bayi. Untuk melakukan ini ibu perlu memijat rahang bawah telinga bayi. Stroke adalah gerakan untuk beristirahat dan melebarkan mulut bayi. Ibu dapat menarik perlahan-lahan bayi ke bawah menggunakan jari. Hal ini memungkinkan istirahatnya lidah, gusi dan puting susu. Tarik kepala bayi sehingga rahangnya ada di belakang puting susu, dengan cara ini susu dapat terjepit dan tidak akan cukup susu mengalir keluar (Proverawati,2010).
e)      Menggunakan perangkat untuk menyusui dengan benar, membaca petunjuk yang ada pada saat menggunakan perangkat dan menjaga selalu tetap bersih. Jika ada alat yang menyebabkan cedera pada payudara, maka penggunaannya harus dihentikan. Ibu mungkin memerlukan bantuan untuk mempelajari bagaimana cara penggunaan alat. Cedera ini meningkatkan risiko untuk kerusakan dan infeksi puting (Proverawati,2010).
2.      Puting susu lecet
Puting susu terasa nyeri bila tidak ditangani dengan benar akan  menjadi lecet. Umumnya menyusui akan menyakitkan kadang-kadang mengeluarkan darah. Puting susu lecet dapat disebabkan oleh posisi menyusui yang salah, tapi dapat pula disebabkan oleh trush (candidates) atau dermatitis.
Cara menangani :
a)            Cari penyebab puting lecet (posisi menyusui salah, candidates atau dermatitis)
b) Obati penyebab puting susu lecet terutama perhatikan posisi menyusui
c)  Kerjakan semua cara-cara menangani susu nyeri diatas tadi
d)   Ibu dapat terus memberikan ASInya pada keadaan luka tidak begitu sakit
e)    Olesi puting susu dengan ASI akhir (hind milk), jangan sekali-kali memberikan obat lain, sperti krim, salep, dan lain-lain
f)   Puting susu yang sakit dapat diistirahatkan untuk sementara waktu kurang lebih 1x24 jam, dan biasanya akan sembuh sendiri dalam waktu sekitar 2x24 jam
g Selama puting susu diistirahatkan, sebaiknya ASI tetap dikeluarkan dengan tangan, dan tidak dianjurkan dengan alat pompa karena nyeri
h)   Cuci payudara sehari sekali saja dan tidak dibenarkan untuk menggunakan dengan sabun
i)  Bila sangat menyakitkan, berhenti menyusui pada payudara yang sakit untuk sementara untuk memberi kesempatan lukanya menyembuh
j) Keluarkan ASI dari payudara yang sakit dengan tangan (jangan dengan pompa ASI) untuk tetap mempertahankan kelancaran pembentukan ASI
k)Berikan ASI perah dengan sendok atau gelas jangan menggunakan dot
l)  Setelah terasa membaik, mulai menyusui kembali mula-mula dengan waktu yang lebih singkatm) Bila lecet tidak sembuh dalam 1 minggu rujuk ke puskesmas (Suradi,2004).

3.     Payudara bengkak
Pada hari-hari pertama (sekitar 2-4 jam), payudara sering terasa penuh dan nyeri disebabkan bertambahnya aliran darah ke payudara bersamaan dengan ASI mulai diproduksi dalam jumlah banyak.
Penyebab bengkak :
a)            Posisi mulut bayi dan puting susu ibu salah
b)            Produksi ASI berlebihan
c)            Terlambat menyusui
d)           Pengeluaran ASI yang jarang
e)            Waktu menyusui yang terbatas
Ø Perbedaan payudara penuh dengan payudara bengkak adalah:
a.             Payudara penuh : rasa berat pada payudara, panas dan  keras. Bila diperiksa ASI keluar dan tidak demam
b.            Payudara bengkak : payudara oedema, sakit, puting susu kencang, kulit mengkilat walau tidak merah, dan bila diperiksa/diisap ASI tidak keluar. Badan biasa demam setelah 24 jam         Untuk mencegah maka diperlukan : menyusui dini, perlekatan yang baik, menyusui “on demand”. Bayi harus lebih sering disusui. Apabila terlalu tegang  atau bayi tidak dapat menyusu sebaiknya ASI dikeluarkan terlebih dahulu, agar ketegangan menurun.
Untuk merangsang refleks oksitosin maka dilakukan:
a.Kompres panas untuk mengurangi rasa sakit
b.  Ibu harus rileks
c. Pijat leher dan punggung belakang (sejajar daerah payudara)
d Pijat ringan pada payudara yang bengkak (pijat pelan-pelan kearah tengah)
eStimulasi payudara dan puting
f.  Kompres dingin pasca menyusui, untuk mengurangi oedema
g. Memakai BH yang sesuai
h.Bila terlalu sakit dapat diberikan obat analgetik
Cara mengatasinya :
a) Susui bayinya semau dia sesering mungkin tanpa jadwal dan tanpa batas waktu
b)  Bila bayi sukar menghisap, keluarkan ASI dengan bantuan tangan atau pompa ASI yang efektif
c) Sebelum menyusui untuk merangsang refleks oksitosin dapat dilakukan : kompres hangat untuk mengurangi rasa sakit, massage payudara, massage leher dan punggung
d) Setelah menyusui, kompres air dingin untuk mengurangi oedema (Suradi,2004).
b.      Ibu yang bekerja
Seringkali alasan pekerjaan membuat seorang ibu berhenti menyusui. Sebenarnya ada beberapa cara yang dapat dianjurkan pada ibu menyusui yang bekerja :
a) Susuilah bayi sebelum ibu bekerja
b) ASI dikeluarkan untuk persediaan di rumah sebelum berangkat bekerja
c) Pengosongan payudara di tempat kerja setiap 3-4 jam
d) ASI dapat disimpan di lemari pendingin dan dapat diberikan pada bayi saat             ibu bekerja dengan cangkir
e) Pada saat ibu di rumah sesering mungkin bayi disusui  dang anti jadwal menyusuinya sehingga banyak menyusui di malam hari
f) Ketrampilan mengelurakan ASI dan merubah jadwal menyusui sebaiknya telah mulai dipraktekkan sejak satu bulan sebelum kembali bekerja
g) Minum dan makan makanan yang bergizi dan cukup selama bekerja dan selama menyusui bayinya (Suradi,2004).
D. MEMBERI MINUM BAYI KECIL(BBLR)
Bayi kecil, prematur atau dengan berat badan lahir rendah (BBLR) mempunyai masalah menyusui karena refleks menghisapnya masih relatif lemah. Oleh karenanya bayi kecil justru harus cepat dan lebih sering dilatih menyusu. Berikan sesering mungkin walaupun waktu menyusunya pendek-pendek. Untuk merangsang menghisap sentuhlah langit-langit bayi dengan ibu jari yang bersih. Bila bayi dirawat di RS, harus sering dijenguk, dilihat, disentuh dengan kasih sayang dan bila mungkin disusui langsung. Bila belum biasa kemudian diberikan dengan sendok atau cangkir

ü Jelaskan pada ibu bahwa ASI dalah minuman paling baik dan sangat penting bagi bayi kecil.
ü Berikan konseling pada ibu bahwa bayi kecil mungkin tidak dapat minum denganbaik pada hari-hari pertama.keadaan bayi normal:
Ø Mudah capai dan refleks mengisap msih lemah untuk pertama kali
Ø Mengisap dengan singkat kemudian berhenti
Ø Mudah tertidur saat sedang minum.
Ø Ada waktu jeda yag cukup panjang antara isapan
Ø Ingin minum lebih seting dibandingkan bayi yang lebih besar.
ü Yakinkan ibu bahwa proses menyusui akan lebih mudah bila bayi sudah lebih besar.
ü Hendaknya ibu mengikuti prinsip-prinsip umum menyusui
Ø Pastikan bayi menyusu minimal 8 kali dalam 24 jam(siang dan malam)sampai mencapai berta 2500 gr.
Ø Selalu menyusui bayinya sebelum memeras Asi,bila perlu ibu dapat memeras sedikit Asi sebelum menempelkan bayi pada payudara untuk meningkatkan aliran Asi.
Ø Biarkan bayi menyusu untuk waktu yang lama.
ü Bila bayi tidak dapat mengisap dengan baik untuk menerima cukup asi,anjurkan ibu untuk memberi Asi peras.


E.   MEMBERI MINUM BAYI KEMBAR.

Ibu perlu diyakinkan bahwa alam sudah menyiapkan air susu bagi semua makhluk menyusui termasuk manusia, sesuai kebutuhan pola pertumbuhan masing-masing. Oleh karena itu semua ibu tanpa kecuali sebenarnya sanggup menyusui bayi kembarnya. Mula-mula ibu dapat menyusui demi seorang, tetapi sebenarnya ibu dapat menyusui sekaligus berdua. Salah satu posisi yang mudah untuk menyusui adalah dengan posisi memegang bola (football position). Jika ibu menyusui bersama-sama, bayi haruslah menyusu pada payudara secara bergantian, jangan hanya menetap pada satu payudara saja. Alasannya ialah, kecuali memberi variasi kepada bayi (dia juga tidak hanya menatap satu sisi terus, agar tidak juling), juga kemampuan menyusu masing-masing bayi mungkin berbeda, sehingga memberikan kesempatan pada perangsangan puting untuk terjadi seoptimal mungkin. Walaupun football position merupakan cara yang baik. Ibu sebaiknya mencoba posisi lainnya secara berganti-ganti. Yang penting susuilah bayi lebih sering, dengan waktu penyusuan yang diinginkan masing-masing bayi, umumnya lebih dari 20 menit. Bila ada yang harus dirawat di RS, susui bayi di rumah, dan peraslah ASI dari payudara lainnya untuk bayi yang dirawat itu. Ibu juga sebaiknya mempunyai pembantu, karena ibu perlu istirahat agar tidak terlalu kelelahan (Suradi, 2004).

·        Yakinkan kemblai ibu bahwa Asinya cukup untuk kedua bayinya.
·        Bila bayinya kecil,jelaskan kepada ibu bahwa akan memerlukan waktu cukup lama untul dapat menyusui denagna mantap.
·        Hendaknya ibu mengikuti prinsip umum menyusui,sebagai tambahan,ibu harus:
1.     Mulai menyusui salah satu bayinya samapi ibu dapat menyusui kedua bayinya dengan baik.
2.     Yakin bahwa bayi yang lebih lemah mendapatkan asi yang cukup.
3.     Bila perlu beri asi peras.

F.  Bayi Sumbing

Pendapat bahwa bayi sumbing tidak dapat menyusu adalah tidak benar. Bila sumbing pallatum molle (langit-langit lunak) ataupun bila termasuk pallatum durum (langit-langit keras), bayi dengan posisi tertentu masih dapat menyusu tanpa kesulitan. Ibu harus tetap mencoba menyusui bayinya, karena bayi masih bisa manyusu dengan kelainan seperti ini. Keuntungan khusus untuk keadaan ini adalah bahwa menyusu justru dapat melatih kekuatan otot rahang dan lidah, sehingga memperbaiki perkembangan bicara anak.
Cara menyusui yang dianjurkan :
1)   Posisi bayi duduk
2)   Puting dan areola dipegang selagi menyusui, hal ini sangat membantu bayi untuk mendapatkan cukup ASI
3)   Ibu jari ibu dapat dipakai sebagai penyumbat celah pada bibir bayi.
4)   Bila bayi mempunyai sumbing pada bibir dan langit-langit (labiopalatokizis),ASI dikeluarkan dengan cara manual ataupun pompa, kemudian diberikan dengan sendok/pipet, atau botol dengan dot yang panjang sehingga ASI dapat masuk dengan sempurna. Dengan cara ini bayi akan belajar menghisap dan menelan ASI, menyesuaikan dengan irama pernafasannya (Suradi,2004).
G.  Bayi dengan lidah pendek

Keadaan seperti ini jarang terjadi, yaitu bayi mempunyai lingual frenulum (jaringan ikat penghubung lidah dan dasar mulut) yang pendek dan tebal serta kaku dan elastik, sehingga membatasi gerak lidah dan bayi tidak dapat menjulurkan lidahnya untuk “mengurut” puting dengan optimal. Bayi pada kondisi seperti ini akan sukar dapat melaksanakan laktasi dengan sempurna, karena lidah tak sanggup “memegang” puting dan areola dengan baik. Ibu dapat membantu dengan menahan kedua bibir bayi segera setelah bayi dapat “menangkap” puting dan areola dengan benar. Pertahankan kedudukan kedua bibir bayi agar posisi tidak berubah-ubah (Suradi, 2004).
H.                        Bayi yang memerlukan perawatan

Bila bayi sakit dan memerlukan perawatan padahal bayi masih menyusu pada ibu, sebaiknya bila ada fasilitas, ibu ikut dirawat agar pemberian ASI tetap dapat dilanjutkan. Seandainya hal ini tidak memungkinkan maka ibu dianjurkan memerah ASI setiap 3 jam dan disimpan di dalam lemari es untuk kemudian sehari sekali diantar ke rumah sakit di dalam termos es. Perlu diberikan tanda pada botol penampung ASI, jam berapa ASI diperah agar yang lebih dahulu diperah dapat diberikan terlebih dahulu (Suradi,2004).




I.      IBU  YANG MENDERITA

1)      Ibu yang menderita hepatitis (HBsAg + atau HIV/AIDS)
Untuk kedua penyakit ini ditemukan berbagai pendapat. Yang pertama bahwa ibu yang menderita hepatitis atau AIDS tidak diperkenankan menyusui bayinya, karena dapat menularkan virus kepada bayinya melalui ASI. Namun demikian pada kondisi negara-negara berkembang, dimana kondisi ekonomi masyarakat dan lingkungan yang buruk, keadaan pemberian makanan pengganti ASI justru lebih membahayakan kesehatan dan kehidupan bayi. Karenanya WHO tetap menganjurkan bagi kondisi  masyarakat yang mungkin tidak akan sanggup memberikan PASI yang adekuat dalam jumlah dan kualitasnya, maka menyusui adalah jauh lebih dianjurkan daripada dibuang (Suradi,2004).
2)      Ibu dengan TBC Paru
Kuman TBC tidak melalui ASI sehingga bayi boleh nenyusu. Ibu perlu diobati secara adekuat dan diajarkan pencegahan penularan pada bayi dengan menggunakan masker. Bayi tidak langsung diberi BCG oleh karena efek proteksinya tidak langsung terbentuk. Walaupun sebagian obat anti TBC melalui ASI, bayi tetap diberi INH dengan dosis penuh sebagai profilaksis. Setelah 3 bulan pengobatan secara adekuat biasanya ibu sudah tidak menularkan lagi dan setelah itu pada bayi dilakukan uji mantoux. Bila hasilnya negative terapi INH dihentikan dan bayi diberi vaksinasi BCG (Suradi,2004).
3)      Ibu dengan diabetes
Bayi dan ibu dengan diabetes sebaiknya diberikan ASI, namun perlu dimonitor kadar gula darahnya (Kristiyansari,2009).
c.       Ibu yang memerlukan pengobatan
Seringkali ibu menghentikan penyusuan bila meminum obat-obatan karena takut obat tersebut dapat mengganggu bayi. Kadar obat dalam ASI tergantung dari masa paruh obat dan rasio obat dalam plasma dan ASI. Padahal kebanyakan obat hanya sebagian kecil yang dapat melalui ASI dan jarang berakibat kepada bayi, sehingga tidak dapat mengobati bayi dengan menyuruh ibu memakan obat tersebut. Memang ada beberapa obat yang sebaiknya jangan diberikan kepada ibu yang menyusui dan sebaiknya bila ibu memerlukan obat, pilihlah obat yang mempunyai masa paruh obat pendek dan yang mempunyai rasio ASI plasma kecil atau dicari obat alternatif yang tidak berakibat pada bayi. Disamping itu dianjurkan juga kepada ibu, bila perlu memerlukan obat maka sebaiknya diminum segera setelah menyusui (Suradi,2004).